Inilah skutik garputala bermesin gila. Hyperperformance skutik Yamaha Mio hasil karya Yonk Jaya Motor kota Bandung ini telah dibore up gede-gedean. Kapasitas dapur pacu membengkak sampai 325cc. Yamaha Mio bermesin standar aja sudah kencang. Bore Up 183cc menggunakan piston Honda Tiger aja sudah bikin ban belakang sering selip dan motor sulit dikendalikan. Apalagi yang satu ini. Bisa lepas kendali kalau belum terbiasa sama performa motor bore – up.

Untuk memasang mesin 325cc pada Yamaha Mio ini cukup rumit. Hal ini memang sudah umum. Bore-up 325cc ini dikerjakan dengan mengaplikasi part-part racing dari Thailand yang bermerek TDR. Blok silinder, piston sampai kepala silinder diganti semua. Untuk memperoleh stroke yang panjang, blok mesin dimajukan  sejauh 2cm.

Berikut spesifikasi bore-up nya:

piston: TDR 72mm ring piston: TDR liner silinder: TDR adaptor: TDR 20mm paking kepala silinder: Tembaga 1,5mm klep: TDR 34mm (masuk) 29mm (keluar) karburator: Keihin PE28 SP

Picture
 
GilaMotor. JAKARTA- Seolah tak terima selalu mendengar omongan bahwa motor ber cc besar (bore up) dan bisa lari kencang itu boros, membuat lelaki berperawakan kurus bernama Ahmad Fauzi ini merasa gerah. Bermodal pengalaman dan Suzuki Satria F 150 lansiran 2004 miliknya, dirinya dan juragan bengkel D2M Hasil Kebon, Didi Nurhadi, coba menepis aggapan miring itu. Satria F 150 yang telah berubah kapasitas mesinnya menjadi 220 cc ini (berarti ganti jadi Satria F 220 dong yah.?), menjadi bukti bahwa motor ber cc besar dan bisa lari kencang juga bisa irit. Dari hasil pengujian konsumsi bahan bakarnya, motor ini hanya membutuhkan 1 liter bensin untuk menempuh jarak sekitar 48 km.

Gak percaya? Sama, awalnya GilaMotor juga gak percaya. Tapi saksi pembuktiannya bukan satu atau dua orang saja, melainkan lebih dari 30 orang.

“Awalnya cuma buat membuktikan aja bahwa motor gw ini gak cuma bisa lari kenceng, tapi juga irit,” kata Ahmad Fauzi.

Lelaki berperawakan mungil yang biasa disapa Ozzie ini mengaku telah melakukan eksperimen ini selama dua minggu bareng Didi. Selama eksperimennya, Suzuki Satria ini sempat beberapa kali ganti gear untuk mendapatkan hasil maksimal.

“Sekitar dua mingguan untuk mendapatkan setingan gear yang pas, jadi sempet berkali-kali ganti gearnya. Eksperimen terakhir gw coba bawa nih motor dengan 1 liter bensin dari Kalimalang sampai Lenteng Agung dan balik lagi ke Kalimalang. Ternyata bensin Pertamax nya masih nyisa,” kata lelaki murah senyum ini.

Akhirnya untuk membuktikan kebenaran hasil research nya bareng Didi, Ozzie membawa Suzuki Satria F 220 nya touring menuju Lampung.

“Saking pengen membuktikan hasil terakhir oprekan Didi, gw bawa motor ini ke Lampung bersama 34 motor Satria F 150 standar lainnya. Kecepatan rata-rata gw antara 80 km/jam sampai 130 km/jam. Kalau mau gila mah bisa aja lebih dari 130 km/jam, tapi niatannya bukan ke situ,” kata Ozzie.

Pengujian konsumsi bahan bakar pada Satria F 220 ini menempuh rute Jakarta-Lampung dengan jarak tempuh sekitar 138 km. Hasilnya, Satria F 220 hasil racikan Didi Nurhadi hanya menghabiskan 3 liter Pertramax saja.

“Jujur, yang lain pada bingung ngeliat motor gw gak ngisi-ngisi bensin selama perjalanan. Bahkan saat menapakkan ban di Lampung, Satria F 150 lain pada repot nyari pompa bensin, tapi motor gw jalan terus sampe titik bensin penghabisan. Jadi siapa bilang motor cc besar itu boros?” terang Ozzie sambil nyengir.

Kok bisa yah motor bore up dengan spesifikasi gubahan yang rasanya gak masuk akan ini, bisa seirit itu? Kalau dilihat dari spesifikasi dengan karburator PWK28mm yang terkenal super boros, Bore: 71 mm, Stroke: 7 mm (55.8 mm), Camshaft: Racing, Final Gear: 16:35, Ban depan dan belakang pakai ukuran : 45/90, rasanya tak masuk akal. Pasti bohong niih..?

Ternyata rahasianya ada pada keseimbangan setingan bukaan gas dan putaran roda. Serta yang gak kalah penting adalah kestabilan dan suhu mesinnya.

“Intinya memaksimalkan seting spuyer untuk mendapatkan seting yang sempurna antara bahan bakar dan udara. Kalau ini bisa didapat, secara signifikan tenaga akan bertambah,” kata Didi Nurhadi, Boss bengkel D2M Hasil Kebon yang bermarkas di Jl. Kavin No.1 Kalimalang, Jakarta Timur.

“Nah kalau setingan spuyer sudah didapat, lanjut lagi dengan penggunaan gear yang sesuai agar tidak keentengan. Gw gunain setingan gear berat karena gw tau mesin nya mampu bekerja dengan setingan tersebut. Jadi saat motor sudah berjalan, Torsi yang dihasilakan akan lebih besar.”

“Yang terakihir adalah suhu mesinnya. Kenapa? Karena saat suhu mesinnya stabil tau tidak terlalu panas, mesin akan bekerja sempurna. Kalau mesin bekerja sempurna, pembakaran juga akan sempurna sehingga tidak ada bahan bakar yang terbuang sia-sia,” tambah lelaki yang gak pernah lepas topi ini.

Bicara masalah kestabilan panas mesin, Didi punya rumusan tersendiri. Hasil eksperimennya dari beberapa motor untuk menemukan formula ini ternya berhasil diterapkan pada Suzuki Satria F 150 yang kapasitas mesinnya telah membengkak menjadi 220 cc.

Sayangnya, putra Betawi Kalimalang ini belum mau membuka rahasia rumusannya itu.

“Waahh untuk yang satu ini gw belum bisa kasih tau deh, nanti aja tunggu pressconference nya,” jelasnya sambil tertawa.

Tapi menurut Didi, buat yang orang mau motornya dibuat seperti ini, bisa dateng aja langsung ke Bengkal D2M di Jl. Kavin No.1 Kalimalang, Jakarta Timur.

“Buat yang standar juga bisa, jadi kalau mau dibikinin seperti ini langsung dateng aja dah ke sini,” pungkasnya sambil tertawa.

 
Bagi bro yang ingin Supranya jadi lebih kenceng,ada cara paling mudah biar lebih kenceng...
1. ganti CDI BRT hyperband (Rp 350rb) atau CDI BRT Dualband (400rb) atau mau pakai CDI yang lain juga boleh,tergantung selera dan budget.
2. ganti knalpot free flow (AHRS F3 Rp 150.000 dan Hrp racing series Rp 150.000) atau sterah ente mau yang lain juga boleh.
3. ganti gear set dengan gear set punya new supra fit (Rp 120rb)
4. reamer karbu jadi 24mm (standar 22mm)/ ganti karbu keihin 24)(reamer 45rb)
5. naikin pilot jet dan main jet satu step (pilot jet jadi 38,main jet jadi 78,harga pilot jet 20rb (kitaco),15 rb(extreem),main jet juga sama?
6. Pakai busi iridium
7. Ganti koil XP Andrion (jika CDI pakai BRT,tak perlu ganti koil)
8. kampas kopling menggunakan CLD (85rb),atau BRT (115rb)
9. per kopling dari CLD


masih kurang?bisa tambah lagi dengan..
10. ganti kem racing yang ada.(CLD Rp 350rb atau HRP Rp 250.000)
11. bore up jadi (sterah ente mau jadi 150 cc (pake seher thunder) atau 55,5 mm?
cuma kalo bore up memakai seher yang lebih dari 55,5, ente mesti ganti klep in dan ex menjadi (tergantung ente pakai seher apa)...
12. karbu juga tergantung ente make seher yang berapa karena ubahan karbu mengikuti ubahan mesin

ubahan no 1-9 top speed bisa 147 kpj,yg 10-12 gigi 3 bisa 125kpj tp kalo top speed bisa ente bayangin sendiri dah.masih ada ubahan yang lebih ekstrim lagi tapi segitu aja juga udh ckup kok.
moga berguna ya bro infonya,met cb n mga sukses Posted by Go record at 6:11 PM Labels: Honda, Tips